Pengantar Ushul Fiqh, perbedaan Ushul Fiqh dan Fiqh, Ruang Lingkup dan tujuan dan Manfaat atau tujuan Ushul Fiqh
USHUL FIQH
(Pengantar Ushul Fiqh, perbedaan Ushul Fiqh dan Fiqh, Ruang Lingkup dan tujuan dan Manfaat atau tujuan Ushul Fiqh)
PEMBAHASAN
A.
Pengantar Ushul Fiqh
Alhamdulillah Allah telah menampakkan
ilmu Ushul Fiqh melalui Muhammad
bin Idris, beliau lah yang pertama kali menyusun dan membuat ilmu Ushul Fiqh,
karena beliau lah yang membuat risalah (buku) yang membicarakan tentang Amr
(perintah), nahi, bayan, khabar, naskh dll.
Ushul Fiqh terdiri dari dua kata yaitu Ushul
dan Fiqh, al- Ushul adalah jama’ dari kata Ashl menurut bahasa
artinya sesuatu yang di jadikan dasar bagi yang lain[1].
Berdasarkan pengertian di atas maka Ushul Fiqh adalah sesuatu yang di
jadikan dasar bagi fiqh[2]. Sedangkan
menurut istilah Ashl mempunyai beberapa arti, yaitu:
1.
Dalil, seperti ungkapan para
ulama’ ushul fiqh: “Ashl dari wajibnya sholat adalah firman Allah dan Sunnah
Rasul”.
2.
Qoidah Kulliyah, misalnya:
اباحة الميتة للمضطر علي خلاف الاصل
Artinya:
“Kebolehan makan bangkai bagi yang terpaksa adalah menyimpang dari asal”.
3.
Rojih (yang terkuat),
الاصل في الكلام الحقيقة
Artinya: “yang
terkuat dari kandungan suatu ungkapan adalah hakikatnya”.
4.
Al-Far’u (cabang), misalnya:
الولاء فرع للاب
Artinya:“Anak adalah cabang dari ayah”
5.
Mustashab (memberlakukan hukum yang ada sejak ssemula,selama tidak ada dalil
yang mengubahnya). Misalnya:
الاصل بقاء ما كان علي ما كان
Artinya: “istishhab adalah tetap apa yang telah
ada atas apa yang telah ada”[3].
Sedangkan kata fiqh menurut etimologi adalah mengerti atau faham[4]. Secara Terminologi fiqh adalah ilmu yang berhubungan dengan hukum Syara’ yang bersifat amali (perbuatan) yang di ambil dari dalil yang terperinci[5].
Contohnya;
mengetahui bahwa niat di dalam wudlu adalah wajib.
Sebagai salah satu bidang ilmu ada dua definisi Ushul Fiqh yang di kemukakan oleh Syafi’iyyah dan jumhur ulama’. Ulama’ syafi’iyyah mendefinisikan Ushul Fiqh sebagai berikut: “ Ushul Fiqh adalah ilmu untuk mengettahui dalil-dalil fiqh secara global dan cara menegemukakannya, serta mengetahui keadaan orang yang menggunakannnya (mujtahid)[6].
Definisi diatas menunjukkan bahwa kajian para ulama’ Ushul Fiqh adalah dalil yang bersifat global, membahas tentang cara mengistinbath hukum dari dalil-dalil, membahas tentang syarat-syarat orang yang menggali hukum dari dalil.
Sedangkan menurut Jumhur Ulama’ terdiri atas ulama’ Hanafiyyah, Malikiyyah dan Hanabilah mendefinisikannya sebagai berikut: “ushul Fiqh adalah mengethaui kaidah-kaidah kulli (umum) yang dapat di gunakan untuk mengistinbathkan hukum-hukum syarra’ yang bersifat amaliah melalui dalil-dalilnya yang terperinci[7]”.
Yang di maksud dengan dalilnya yang terperinci adalah bahwa satu persatu dalil menunjukkan pada suatu hukum tertentu. Seperti Firman Allah, اقيموا الصلاة artinya dirikanlah sholat. Bahwa firman Allah menunjukkan kewajiban shalat.
Pada definisi Jumhur Ulama’ menunjukkan bahwa Ushul Fiqh adalah bagaimana menggunakan kaidah-kaidah umum Ushul Fiqh.Contohnya adalah :
a.
Al-Qur’an dan Al-Hadits adalah
dalil yang dapat di jadikan hujjah.
b.
Dalil yyang bersetatus nash di
dahulukan dari pada dhohir.
c.
Hadits mutawatir di dahulukan dari
pada ahad.
d.
Kaidah umum, “perintah itu mengandung
kewajiban”.
Pendapat lain yang di ungkapkan oleh Prof. Dr. TM. Hasbi Ash Shiddieqy bahwa Ushul Fiqh adalah kaidah-kaidah yang dippergunakan untuk mengeluarkan dari dalil-dalilnya, dan dalil-dalil hukum (kaidah-kaidah yang menetapkan dalil-dalil hukum[8].
B.
Perbedaan Ushul Fiqih dan Fiqih
Dari pengertian di atas, kita menyimpulkan
perbedaan sebagai berikut;
1.
Ilmu Ushul Fiqh merupakan dasar-dasar bagi usaha istinbath
hukum, yang menggali hukum-hukum dari sumber-sumbernya. Oleh
karena
itu, setiap mujtahid wajib mengetahui betul-betul ilmu Ushul Fiqh. Semua ini
kerana tujuan ilmu ushul fiqh adalah untuk mengimplementasikan kaidah-kaidah Ushul
Fiqh terhadap dalil-dalil terperinci yang mengandung hukum-hukum cabang di
dalamnya. Dengan demikian, kajian Ushul Fiqh sesungguhnya terfokus pada
kompetensi orang-orang tertentu saja kerana tidak semua orang dapat mengkaji
serta mengimplementasikannya.Hal ini berbeda dengan kajian ilmu fiqh.
2.
Jika ilmu Ushul Fiqh mesti diketahui oleh seseorang
mujtahaid, maka ilmu fiqh harus dipahami oleh mukallaf (orang-orang yang dikenakan
beban hukum) secara keseluruhan. Ini kerana ilmu fiqh merupakan kajian tentang
ketentuan hukum bagi setiap perbuatan manusia. Dengan ketentuan hukum inilah
beragam perdebatan dan persengketaan di kalangan masyarakat tidak
dapat
dielakkan.
3.
Pembahasan Ushul Fiqh berkenaan dengan dalil-dalil syar‘i
yang bersifat global (كلي). Ia
bertujuan untuk membuat rumusan kaedah-kaedah yang mempunyai fungsi memudahkan
pemahaman terhadap hukum-hukum beserta sumber-sumber dalilnya secara
terperinci.
C.
Ruang lingkup dan Tujuan
a.
Ruang lingkup Ushul Fiqh
Menurut Imam Zuhaili yang membedakan objek kajian
Ushul fiqih dengan Kajian Fiqh sebagai berikut:
1.
Sumber hukum Islam atau
dalil-dalil yang di gunakan dalam menggali hukum syara’, baik yang di sepakati
(seperti kehujjahan A-Qur’an dan Al-Sunnah), maupun yang di perselisihkan
(seperti kehujjahan istihsan dan maslahah al-mursalah).
2.
Mencari jalan keeluar dari
dalil-dalil yang secra dhahir di anggap bertentangan, baik dengan cara
pengompromian dalil maupun dengan penguatan salah satu dari dalil yang
bertentangan atau pengguguran kedua dalil.
3.
Pembahsan ijtihad, syarat-syarat,
dan sifat-sifat orang yang melakukannya (mujtahid).
4.
Pembahsan tentang hukum syara’
yang meliputi sayarat-syarat dan macam-macamnya, baik yang besifat tuntutan
utnuk berbuat, meninggalkan, memilih dan lain-lain.
5.
Pembahasan tentang kaidah-kaidah
yang di gunakan an cara menggunakannya dalam mengistinbathkan hukum dari
dalil-dalil.
b.
Tujuan Ushul Fiqh
Tujuan Ushul fiqh
adalah meletakkan kaidah-kaidah yang di pergunakan dalam menetapkan hukum
setiap perbuatan atau perkataan mukallaf. Dengan kaidah itu, dapat di fahami
hukum-hukum sayara’ yang di tunjuk oleh nash.
Sedangkan menurut Abdul Wahab Khalaf, tujuan atau saran Ushul Fiqh adalah “tujuan pembahasan Ushul Fiqh adalah dalil-dalil syara’ umum yang akan menetapkan hukum-hukum yang kulli atau Umum”.
Sedangkan tujuan mempelajari Ushul Fiqh adalah untuk mengetahui hukum-hukum syari’at Islam dengan jalan yakin atau dugaan, perkiraan dan untuk menghindari taklid.
D.
Manfaat Ushul Fiqih
Manfaat Ushul Fiqh adalah dengan adanya kaidah-kaidah Ushul Fiqh di
tujukan untuk diterapkan pada
dalil-dalil Syara’ yang terperinnci dan sebagai rujukan bagi hukum-hukum furu’
hasil ijtihd para ulama’.
Dari sisi lain kegunaan Ushul Fiqh adalah unuk memperoleh hukum syara’
tentang perbuatan dan dalil-dalilnya yang terperinci.
Dari sisi lain juga Ilmu ushul fiqh mempunyai kegunaan untuk mengetahui
alasan-alasan pendapat para ulama’. Kegunaan ini juga sangat penting, karena
jika mungkin seseorang akan dapat memilih pendapat yang di pandang lebih kuat
atau setiidkanya seseorang dalam mengikuti pendapat ulama’ harus menggetahui
alasan-alasannya[9].
DAFTAR PUSTAKA
Abi Yahya
Zakaria Al-Anshari Al-Syafi’I, tt. Ghayatul Wushul. Maktabah Al-Awaliah:
Semarang.
A. Syafi’I
Karim, 2001. Fiqh (Ushul Fiqh). Pustaka Setia: Bandung. Cet. 2.
Caherul Umam,dkk., 2000. Usuhl Fiqh. Pusataka Setia:
Bandung.
Kamal Mukhtar,
dkk, 1995. Ushul Fiqh. PT. Dana Bhakti Wakaf:Yogyakarta
Sayyid Muhammad
bin Alawi bin Abbas, tt. Syarhu Mandumatul Waraqat fi Ushulil Fiqh. Darur Rahmah Al-Islamiyyah: Indonesia.
Catatan Kaki
[1] Sayyid
Muhammad bin Alawi bin Abbas, tt. Syarhu Mandumatul Waraqat fi Ushulil Fiqh.
Darur Rahmah Al-Islamiyyah:
Indonesia. hlm.6
[2] Kamal Mukhtar,
dkk, 1995. Ushul Fiqh. PT. Dana Bhakti Wakaf:Yogyakarta. Jil. 1. hlm. 1.
[3] Caherul
Umam,dkk., 2000. Usuhl Fiqh. Pusataka Setia: Bandung. hlm.
13-15.
[4] A. Syafi’I Karim, 2001. Fiqh (Ushul Fiqh). Pustaka Setia:
Bandung. Cet. 2. hlm. 11.
[5] Abi Yahya Zakaria Al-Anshari Al-Syafi’I, tt. Ghayatul Wushul.
Maktabah Al-Awaliah: Semarang.hlm. 5.
[6] Caherul
Umam,dkk., 2000. Usuhl Fiqh. Pusataka Setia: Bandung.
hlm.15-16.
[8] A. Syafi’I
Karim, 2001. Fiqh (Ushul Fiqh). Pustaka Setia: Bandung. Cet. 2. Hlm. 23.
Post a Comment for "Pengantar Ushul Fiqh, perbedaan Ushul Fiqh dan Fiqh, Ruang Lingkup dan tujuan dan Manfaat atau tujuan Ushul Fiqh"