Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Titik Singgung Unsur-Unsur/Fakto-Faktor Pendidikan Dalam Pengajaran Agama Islam

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kwalitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kwalitas proses pendidikan menggejala pada dua segi yaitu kwalitas komponen dan kwalitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut, satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya sarana dan prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.

Batasan mengenai pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Karena pendidikan secara garis besar merupakan sarana yang paling penting dalam sebuah proses tranformasi budaya. Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain. Selain itu, pendidikan juga Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat kami ungkapkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apasajakah Unsur-Unsur Pendidikan Itu ?
2. Apakah Yang Menjadi Titik Singgung Dalam Sebuah Pendidikan Itu ?


PEMBAHASAN

1.      Faktor-Faktor/Unsur-unsur Pendidikan dalam Ajaran Agama Islam.

Dalam melaksanakan pendidikan agama, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan dalam pendidikan agama tersebut. Faktor-Faktor Pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Kelima factor tersebut adalah : 


1.      Anak didik. 
2.      Pendidik. 
3.      Tujuan Pendidikan. 
4.      Alat-alat pendidikan. 
5.      lingkungan. [1]

Faktor-faktor Pendidikan Agama adalah sesuatu yang ikut menentuksn keberhasilan Pendidikan Agama yang memiliki beberapa bagian yang saling mendukung satu sama lainnya.
Menurut Toto Suharto dalam bukunya filsafat pendidikan Islam mengungkapkan secara filosofis komponen-komponen pokok pendidikan islam kedalam lima komponen, yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, kurikulum pendidikan, metode pendidikan, dan konteks pendidikan. Kelima komponen ini adalah merupakan sebuah system, artinya kelima komponen itu merupakan satu kesatuan pendidikan yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi berkaitan satu sama lainnya, sehingga terbentuk satu kebulatan yang utuh dalam mencapai tujuan yang diinginkan.[2]
 
 Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo menjelaskan bahwa  Unsur-unsur dalam proses pendidikan ajaran agama melibatkan banyak hal antara lain: peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode, serta lingkungan pendidikan.[3]
  1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
Peserta didik merupakan faktor pendidikan yang paling penting, karena tanpa adanya faktor tersebut, pendidikan tidak akan berlangsung. Peserta didik merupakan raw-material (bahan mentah) didalam proses transformasi yang disebut dengan pendidikan. Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. Di sini peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bimbingan dan arahan dari pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan.[4]
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Karena itu pendidikan modern lebih mengedepankan humanism atau memanusiakan manusia, yang pada dasarnya manusia mempunyai potensi dan bakat yang bisa dikembangkan. 

2. Orang yang membimbing (pendidik)
Pendidik, salah satu faktor yang sangat penting karena, pendidik yang akan bertanggung-jawab dalam pembentukan pribadi peserta didik. Pendidik tidak sama dengan pengajar, sebab pengajar hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Sedangkan pendidik tidak hanya bertanggung-jawab menyampaikan materi pelajaran kepada murid, tetapi juga membentuk kepribadian peserta didik, yang pada akhirnya ia akan memiliki rasa tanggung-jawab terhadap tugas dan kewajibannya. 
Pendidik adalah spiritual father bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Sebagaimana sebuah contoh pendidikan yang dilakukan oleh KH. Sahal Mahfud (Alm) Pati, yang mana penulis pernah mendengar bahwa beliau dalam mendidik santri-santrinya untuk sholat malam, beliau tidak hanya memberikan pengetahuan tentang keutamaan-keutamaan shalat malam dansebagainya tetapi beliau menyuruh santrinya secara bergiliran membangunkannya untuk shalat malam, karena dengan demikian seorang santri tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang keutamaan shalat malam saja tetapi juga melakukannya dengan ikut mendirikan shalat malam bersama beliau. 

3.  Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan. 
Dalam melakukan interaksi dibutuhkan adanya alat bantu pendidikan. Adapun yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu yang dipergunaan dalam usaha untuk mencapai tujuan dari pendidikan.
Alat pendidikan yang dapat digunakan dalam interaksi edukatif setidaknya adalah nasihat. Sebagaimana sebuah hadist “Agama adlah nasihat”. Selain itu, alat pendidikan yang utama dalam pendidikan islam adalah teladan, persahabatan, dan peringatan. Adapun alat atau media pengajaran yang berupa  benda sebagai alat bantu al:
a)      Alat pengajaran Klasikal, Seperti Papan Tulis, kapur dan lain-lain.
b)      Alat Pengajaran Individual. Seperti alat tulis, buku pelajaran dan lain-lain.
c)      Alat Peraga.
  1. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
Tujuan Pendidikan adalah suatu faktor yang sangat penting didalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan. Demikian halnya dengan pendidikan agama. Tujuan pendidikan agama adalah tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan agama dalam kegiatan/ pelaksanaan pendidikan agama. Kita mengenal adanya rumusan formal tujuan pendidikan atau pengajaran secara hierarchies, dimana tujuan yang lebih umum dijabarkan menjadi tujuan yang lebih khusus. Tujuan yang lebih khusus merupakan tujuan yang lebih spesifik, yang semuanya diarahkan untuk dapat mencapai tujuan umum tersebut. 
Pendidikan dalam prosesnya haruslah mengurai kepada pendekatan diri kepada Allah dan kesempurnaan insani, mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya bagi bahagia dunia dan akhirat. 
Adapun tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan tujuan misi islam itu sendiri yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlakul karimah. Dan tujuan tersebut sama dan sebangun dengan target yang terkandung dengan tugas kenabian yang diemban oleh Rosulullah saw yang terungkap dalam pernyataan beliau: “ sesungguhnya aku diutus adalah untuk membimbing manusia mencapai akhlak yang mulia “ (al-hadist). Factor kemuliaan akhlak dalam pendidikan islam dinilai sebagai factor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan, yang menurut pandangan islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera di dunia dan kehidupan diakhirat.

Dua sasaran pokok yang akan dicapai oleh pendidikan islam yaitu kebahagian dunia dan kesejahteraan akhirat, menguat sisi-sisi penting pada bagian ini dipandang sebagi niali lebih dari pendidikan islam. Nilai lebih tersebut terlihat bahwa system pendidikan islam dirancang agar dapat merangkum tujuan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan, yang pada hakikatnya tunduk pada hakikat penciptaannya.
  1. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (kurikulum/materi pendidikan)
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Dalam konteks pendidikan nasional, secara formal kurikulum lebih diartikan sebagai suatu rencana atau dokumen tertulis. Hal ini bisa dilihat dari pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Adapun yang menjadi inti dari materi kurikulum pendidikan islam itu sendiri adalah bahan-bahan, aktivitas dan pengalaman yang mengandung unsure ketauhidan. Selain itu materi kurikulum dalam pendidikan islam meliputi tunmtutan untuk mematuhi hokum-hukum Allah.

Pada prinsipnya materi (kurikululm) pendidikan islam tidak terlepas dari keterkaitannya dengan ajaran agam itu sendiri. Materi dalam pendidikan islam mengandung ajaran-ajaran agama, baik dalam bidang tauhid, akhlak, ibadah maupun muamalah.[5] 


6.      Faktor Lingkungan / Millieu
Lingkungan/ Millieu, mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil-tidaknya pendidikan agama, karena perkembangan jiwa peserta didik sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Lingkungan akan dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap pertumbuhan jiwa, akhlaq maupun perasaan agamanya. Pengaruh tersebut, diantaranya datang dari teman-teman sebayanya maupun masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan hidup anak akan memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan akhlaq dan pembentukan pribadinya. Pengaruh tersebut, dapat dikatakan positif maupun negatif sesuai dengan keadaan yang ada dalam lingkungannya.

Lingkungan merupakan sesuatu yang mempengaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Lingkungan yang nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.
2.        Titik Singgung unsur-unsur/faktor-faktor Pendidikan Agama Islam
 
Pendidikan adalah usaha sadar yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang tua yang di serahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat-sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.[6]
 
Menurut saya, titik singgung dalam unsur-unsur pendidikan Islam, yaitu menyangkut peserta didik, pendidik, tujuan, interaksi edukatif, materi serta lingkungan pendidikan adalah adanya keterkaitan diantara satu unsur dengan unsur yang lain, yaitu dimana antara satu unsur dengan unsur yang lain mempunyai satu titik temu yang sentral yaitu pendidikan itu sendiri. Atau bisa dikatakan titik singgung tersebut adalah adanya titik temu antara satu satu unsur dengan unsur yang lainnya yang satu sama lain saling membutuhkan. Misalnya saya jabarkan lagi, seorang peserta didik adalah seseorang yang masih membutuhkan bimbingan dalam mencari ilmu dan yang bertanggung jawab untuk membimbingnya adalah seorang pendidik atau guru, begitupun seorang guru harus mempunyai materi untuk diajarkan kepada peserta didik, begitu juga materi membutuhkan adanya interaksi edukatif dan interaksi edukatif membutuhkan lingkungan sebagai tempat terjadinya proses pendidikan dan proses pendidikan haruslah mempunyai tujuan yang ingin dicapainya.


PENUTUP
A.    Kesimpulan

Dari makalah yang penulis paparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
a)      Unsur-unsur pendidikan adalah segala yang menjadi bagian dari pada pendidikan itu sendiri yang memuat beberapa bagian-bagian penting antara subyek dan obyek pendidikan dalam ranah agama maupun public, Unsur- unsure pendidikan diantaranya adalah:
1.      Subjek yang dibimbing (peserta didik) yaitu dengan adanya penghargaan terhadap fitrah manusia sebagai peserta didik,
2.      Orang yang membimbing (pendidik), bahwa pendidik adalah orang yang serahi tanggung jawab dan amanat pendidikan oleh agama, dan wewenang pendidik.
3.       Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif), agama adalah penggunaan metode dan alat-alat pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama, seperti metode nasihat dan keteladanan.
4.       Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan), adalah tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan tujuan isi islam itu sendiri, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlakul karimah.
5.       Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan), adalah bahwa materi yang disampaikan dalam pendidikan meliputi ajaran-ajaran yang terkandung dalam agama, baik dalam bidang tauhid, akhlak, ibadah maupun muamalah.
6.      Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan), adalah sebagai penunjang terjadinya proses belajar mengajar secara aman, nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Dengan suasana seperti itu, maka proses pendidikan dapat diselenggarakan menuju tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
b)      Yang menjadi titk singgung daripada unsure pendidikan adalah adanya keterkaitan atau titik temu diantara satu unsure dengan unsure yang lain, yaitu dimana antara satu unsure dengan unsure yang lain yaitu mempunyai satu titik temu yang sentral yaitu pendidikan itu sendiri.

Daftar Pustaka

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Z.AG.S, Methodik Khusus Pendidkan agama, Cetakan Ke VIII,Malang, 1983.
Suharto Toto, Filsafat Pendidikan Islam,Ar Ruzz, Jogjakarta,2006.
Daradjat,.Zakiah Dr dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bumi Angkasa, Jakarta, 2001.
"http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/11/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan/"
"http://www.infodiknas.com/pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan-2/"



[1] Z.AG.S, Methodik Khusus Pendidkan agama, Cetakan Ke VIII,Malang, 1983. Hal. 28
[2] Toto Suharto, Op.Cit.Hal. 111
[3] Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, 2005,  Pengantar Pendidikan,  Jakarta: Rineka Cipta, Hal. 75
[4] Toto Suharto, Op.Cit.Hal. 123
[5] "http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/11/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan/"
[6] "http://www.infodiknas.com/pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan-2/"

Post a Comment for "Titik Singgung Unsur-Unsur/Fakto-Faktor Pendidikan Dalam Pengajaran Agama Islam"