Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SUMBER PENGETAHUAN Indra, Akal/Ratio dan Intuisi/Hati

FILSAFAT ILMU

SUMBER PENGETAHUAN

( Indra,  Akal/Ratio dan Intuisi/Hati )

A.  Indra

Manusia sebagai wujud yang materi, maka selama di alam materi ini ia tidak akan lepas dari hubungannya dengan materi secara interaktif. Hubungan manusia dengan materi, menuntutnya untuk menggunakan alat yang sifatnya materi pula, yakni indra, karena sesuatu yang materi tidak bisa diubah menjadi yang tidak materi. Misalnya, aktivitas keseharian manusia di dunia ini, seperti makan, minum, dan lain sebagianya. Dengan demikian, alam semesta yang materi merupakan sumber pengetahuan yang paling awal dan indra merupakan alat untuk mendapatkan pengetahuan.Pengetahuan yang bersumber dari indra-indra lahiriah seperti hasil dari melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasa adalah suatu jenis pengenalan dan pemahaman yang bersifat lahiriah, permukaan, dan tidak mendalam. 

Tanpa indra manusia tidak dapat mengetahui alam fisik. Pengetahuan indrawi bersifat parsial, disebabkan oleh adanya perbedaan antara indra yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing indra menangkap objek atau sesuatu yang berbeda menurut perbedaan indra dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu, oleh karena itu, secara objektif, pengetahuan yang ditangkap satu indra saja, tidak dapat dipandang sebagai pengetahuan yang utuh . Namun pengetahuan indrawi menjadi sangat penting karena bertindak sebagai pintu gerbang pertama menuju pengetahuan yang lebih utuh.

B.  Akal/Ratio

Akal merupakan sumber pengetahuan dan sekaligus juga sebagai alat pengetahuan. Akal adalah alat pengetahuan sedangkan indra hanya pembantu saja. Indra hanya merekam atau memotret realita yanng berkaitan dengannya, namun yang menyimpan dan mengolah adalah akal. Karena, indra saja tanpa akal tidak ada artinya, dan untuk meng-generalisasi-kan indra juga dibutuhkan akal. 

Akal digolongkan sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan karena :
  1. Akal menarik kesimpulan. Yaitu dengan mengambil sebuah hukum atas sebuah kasus tertentu dari hukum yang general.
  2. Mengetahui konsep-konsep yang general melalui tiga tahapan, yaitu persentuhan indra dengan materi, perekaman ke dalam benak, dan penyimpulan.
  3. Pengelompokkan wujud, misalnya mengelompokkan apakah benda itu bersifat cair atau keras, dan lain sebagainya.
  4. Pemilahan dan Penguraian. Akal dapat menggabungan dan dapat menyusun.
  5. Kreativitas. Dalam hal ini, akal dapat bersifat membangun dan mengeluarkan pendapat atau pemikiran dalam mengefisiankan sesuatu.
Sebagian konsepsi dan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia tidak mungkin bersumber dari indra dan empiris, melainkan hanya dapat diperoleh dengan perantaraan akal dan rasio, seperti konsepsi-konsepsi tentang Tuhan, jiwa, dan yang sejenisnya.

C.  Hati/Intuisi

Kaum empiris memandang bahwa sesuatu yang inmateri adalah tidak ada, maka pengetahuan tentang inmateri tidak mungkin ada. Sebaliknya kaum Ilahi yang meyakini bahwa ada sesuatu hal yang lebih luas dari sekedar materi, mereka meyakini keberadaan hal-hal yang inmateri. Pengetahuan tentangnya tidak mungkin lewat indra tetapi lewat akal dan hati. Hati dapat merasakan sesuatu hal lain yang bukan bersifat materi, tetapi merasakan apa yang sebenarnya terjadi dalam dirinya sendiri seperti rasa sakit, rasa lapar, dan sebagainya. 

Menurut Murtadha Muthahhari, untuk sampai kepada tingkatan manusia sempurna , para filosof berpegang pada argumen-argumen akal. Akan tetapi dia memandang bahwa argumentasi akal berada pada tataran yang rendah, tidak mencukupi, dan bahkan terkadang melahirkan kesalahan, maka dari itu mereka begitu sangat menekankan unsur-unsur lain selain akal, seperti menapaki jalan-jalan spiritual. 

Para filosof meletakkan akal dan indra-indra lahiriah sebagai alat untuk mengenal alam yang terendah (alam dunia), sementara alam-alam lain yang bersifat metafisik hanya dapat disingkap dengan cara intuisi, mukasyafah, musyahadah, dan pensucian hati. Walaupun pengetahuan rasional itu melahirkan bentuk-bentuk keyakinan tertentu akan tetapi sangatlah terbatas, sedangkan keyakinan dan makrifat yang dihadirkan oleh intuisi dan hati lebih sempurna, mendalam, dan bersifat abadi. Tetapi pada dasarnya semua sumber ilmu pengetahuan ini adalah satu kesatuan, yang saling berhubungan untuk memperoleh sesuatu pengetahuan yang lebih kompleks dan jelas.

Post a Comment for "SUMBER PENGETAHUAN Indra, Akal/Ratio dan Intuisi/Hati"