Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TEORI-TEORI PERIODESASI PERKEMBANGAN ANAK

Mata Kuliah    :   Psikologi Pendidikan

A.      Latar Belakang
Pengatahuan tentang perkembangan anak dalam proses pembelajaran sangat penting bagi pendidik maupun orang tua baik dalam dunia formal maupun non formal. Guru taman kanak-kanak dan guru SD harus tahu dengan perkembangan murid-muridnya, juga guru Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas juga harus mengerti dan memahami perkembangan individu para siswa yang mereka didik, serta bagi dosen juga harus mampu memehami perkembangan para mahasiswa mereka.

Salah satu hak dasar anak adalah hak untuk tumbuh dan berkembang. Artinya anak memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh secara fisik dan berkembang secara didaktis dan psikologis. Ini semua akan terjadi bila linkungan sangat kondusif sehingga memungkinkan perkembangan jiwa mereka dapat terlaksana dengan optimal.

Pemahaman perkembangan anak merupakan bagian integral dari permasalahan dan pembahasan dalam bidang psikologi pendidikan. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan secara efektif dan efesien apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan anak secara menyeluruh, terutama yang berkaitan dengan perkembangan biologis, didaktis maupun psikologis yang sesuai dengan fase-fase perkembangan anak.

Periodesasi perkembangan adalah pembagian seluruh masa perkemabngan seseorang ke dalam periode-periode tertentu, dengan hal itu maka kami ingin membahas dan ingin memaparkan tentang hal-hal yang terjadi dalam periodesasi pada perkemabangan baik secara Biologis, Didaktis, serta Psikologis. Yang mana hal itu masih belum di ketahui oleh banyak orang di karenakan kurangnya pengetahuan serta pemahaman mengenai hal tersebut. Diharapkan dengan disajikannya makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terhadap periodesasi perkembangan anak.

 

PEMBAHASAN
A.      Pengertian Periodesasi Pekembangan
Periodesasi perkembangan adalah pembagian seluruh masa perkembangan seseorang kedalam masa tertentu.[1] Sedangkan perkembangan adalah menunjukan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak di ulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi peruban-perubahan yang sedikit banyak bersifa tetap dan tidak dapat diulangi. Dalam studi ilmu jiwa, perkembangan adalah ilmu pengetahuan praktis, yang dengan demikian dituntut pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.
Para ahli psikologi perkembangan melakukan studi tentang perubahan tingkah laku itu dalam semua siklus kehidupan individu mulai masa konsepsi sampai mati, akan tetapi usaha-usahanya banyak difokuskan sampai pada periode remaja.[2]

Dengan mengetahui periode-periode tertentu, maka seseorang akan mudah mengetahui bahkan meramalkan sifat-sifat dan kecenderungan anak dalam masa perkembangannya. Tanpa periodesasi kita tak bisa menyebutkan istilah bayi, anak kecil, kanak-kanak, remaja, dewasa dan sebagainya. Karena dalam setiap istilah itu telah terkandung disana adanya periodesasi, yang mana perpindahan dari satu periode ke periode lainnya tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan terjadi sedikit demi sedikit.

Pada dasarnya setiap anak selama perkembangannya itu mempunyai kehidupan yang tidak statis, melainkan dinamis, dan pendidikan yang diberikan kepada mereka seharusnya disesuaikan dengan keadaan kejiwaan mereka. Karena perkembangan itu merupakan hal yang continou. Akan tetapi untuk lebih mudah memahami dam mempersoalkannya, biasanya orang menggambarkan perkembangan itu dalam fase-fase atau periode-periode tertentu.

B.       Teori Periodesasi Perkembangan Anak
Menurut Elizabeth B. Hurlock, dalam bukunya yang berjudul “Developmental Psychology” merumuskan periodesasi secara lengkap, dari periode dalam kandungan sampai dengan periode tua. Yaitu sebagai berikut :
  1. Masa prenatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir.
  2.  Masa neonatus, mulai lahir sampai minggu kedua.
  3.  Masa bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.
  4. Masa kanak-kanak awal, umur 2 tahun sampai 6 tahun.
  5. Masa kanak-kanak akhir, umur 6 tahun sampai 10/11 tahun.
  6. Masa pubertas/ preadolescence, umur 10/11 samapi 13/14.
  7.  Masa remaja awal, umum 13/14 tahun sampai 17 tahun.
  8.  Masa remaja akhir, umur 17 tahun sampai 21 tahun.
  9. Masa dewasa awal, umur 21 tahun sampai 40 tahun.
  10. Masa setengah baya, umur 40 tahun sampai 60 tahun.
  11. Masa tua, umur 60 tahun sampai meninggal dunia. 
Untuk menghasilkan kerangka yang memuaskan, periodesasi perkembangan ini, juga telah dilakukan penelitian oleh para ahli. Dari hasil penelitian tersebut, akhirnya diketahui bahwa ternyata dasar yang digunakan untuk mengadakan periodesasi perkembangan berbeda-beda antara seorang dengan ahli yang lain. Tetapi secara garis besarnya periode itu ada tiga macam, yaitu periodesasi biologis, periodesasi didaktis, dan periodesasi psikologis.[3] 

    1. Periodesasi Perkembangan Biologis
Periodesasi berdasarkan biologis adalah periodesasi yang pembahasannya berdasarkan pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. para ahli kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Hal tersebut dapat dimaklumi karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan seorang anak.[4]

Pembagian masa perkembangan menjadi periode-periode tertentu, didasarkan pada gejala berubahnya struktur fisik seseorang. Dengan kalimat lain, periodesasi yang disusun berdasarkan proses biologis tertentu. Seperti contoh yang telah dijelaskan dalam surah Al-Mu’Minun ayat 12-14:

Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Q.S. Al-Mu’Minun : 12-14)

Para ahli kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Dalam hal ini ada beberapa ahli dengan masing-masing pendapat mereka sebagai berikut:
a.    Menurut Aristoteles
la membagi masa perkembangan seseorang menjadi 3 periode, sebagai berikut:
1)   Umur 0-7 tahun, disebut fase anak kecil atau masa bermain. Fase ini diakhiri dengan pergantian gigi.
2)   Umur 7-14 tahun, disebut fase anak sekolah atau masa belajar yang dimulai dari tumbuhnya gigi baru dan diakhiri ketika kelenjar kelamin mulai berfungsi.
3)   Umur 14-21 tahun, disebut fase remaja atau masa pubertas, yakni masa peralihan antara kanak-kanak dan masa dewasa. Periode ini dimulai sejak berfungsinya kelenjar kelamin sampai seorang anak memasuki usia dewasa.
Aristoteles menyebutkan pada periodesasi ini disebut sebagai periodesasi yang berdasarkanpada biologis karena antara fase I dengan fase ke II itu ditandai dengan adanya pergantian gigi, sedangkan antara fase ke II dengan fase ke III ditandai dengan mulai bekerjanya organ kelengkapan kelamin.[5]
b.    Menurut Sigmund Freud
Dalam menentukan periodesasi perkembangan, Freud berpedoman pada cara reaksi bagian tubuh tertentu yang dihubungkan dengan dorongan sexual seseorang. Lebih jelasnya, periodesasi perkembangan menurut Freud adalah sebagai berikut:
1)   Umur 0-5 tahun, disebut periode infantile, periode kanak-kanak. Periode ini dibagi lagi menjadi:
a)    Fase oral, umur 0-1 tahun, Pada fase ini, mulut merupakan central pokok keaktifan yang dinamis.
b)   Fase anal, umur 1-3 tahun, Pada fase ini, dorongan dan tahanan berpusat pada alat pembuangan kotoran.
c)    Fase falis, umur 3-5 tahun, Pada fase ini, alat-alat kelamin merupakandaerah organ paling perasa.
2)   Umur 5-12 tahun, disebut periode latent, masa tenang karena dorongan sexual ditekan sedemikian rupa, sehingga tidak tampak menyolok. 
3)   Umur 12-18 tahun, disebut periode pubertas, saat dorongan-dorongan seksual mulai muncul kembali, bahkan tampak semakin menonjol daripada masa sebelumnya, saat seseorang secara sungguh-sungguh mulai tertarik pada jenis kelamin lain, sekaligus menandai kedewasaan seseorang.
4)   Umur 18-20 tahun, disebut periode genital, Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.[6]
Jadi, dari uraian beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasanya periodesasi biologis itu berhubungan dengan perkembangan tahapan yang dilewati seorang anak sampai masa dewasa hingga masa meninggal.
c.    Pendapat Kretschmer
Kreschmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa anak melewati empat fase, yaitu:
1)   dari umur 0-3 disebut Fullungs periode I; pada masa ini anak kelihatan pendek, gemuk. bersikap terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.
2)   dari umur 3-7 disebut Streckungs periode I; pada masa ini kelihatan langsing, sikap anak cenderung tertutup, sukar bergaul dan sulit didekati.
3)   dari umur 7-13 disebut Fullungs priode II; pada masa ini anak kembali menggemuk.
4)   dari umur 13-20 disebut Streckungs periode II; pada masa ini anak kembali keligatan langsing.

Kehidupan kejiwaan anak-anak pada masa tersebut juga menunjukkan sifat-sifat yang khas. Pada periode Fulling anak menunjukkan sifat-sifat jiwa yang mirip dengan orang yang berhabitus piknis, jadi seperti orang yang cyclothym; jiwanya terbuka, mudah bergaul, mudah didekati, dan sebagainya. Pada periode-periode streckung anak menunjukkan sifat-sifat jiwa yang mirip dengan orang yang berbabitus leptosom, jadi seperti orang yang schizothym; jiwa tertutup, sukar bergaul, sukar didekati, dan sebagainya.[7]

2. Periodesasi Perkembangan Didaktis
Maksudnya adalah pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu, materi, dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu. Periodesasi didaktis disusun dalam kaitan dengan usaha pendidikan.Yang dimaksud tinjauan  ini adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang tepat diberikan anak didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tersebut.[8]

Adapun hadist yang menyatakan tentang didaktis adalah:
“Didiklah anakmu. Sebab engkau bertanggung jawab atasnya: apa yang  telah engkau didikkan kepadanya? Apa yang telah engkau ajarkan kepadanya? Ia akan bertanggung jawab untuk berbakti dan taat kepadamu.” (Hadist Riwayat Ibnu Umar r.a)

Dalam hal ini dapat dikemukakan rumusan dari para ahli yang termasuk dalam kelompok ini sebagai berikut:
a.    Menurut Johann Amos Comenius
Berdasarkan tingkat sekolah yang dimasuki anak, bagi Comenius, periodesasi perkembangan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)   Urnur 0-6 tahun, masa scola maternal (sekolah ibu). masa anak mengembangkan organ tubuh dan panca indra dibawah asuhan ibu (keluarga)
2)   Umur 6-12 tahun, masa scola vermacula, ( Sekolah bahasa ibu), mengembangkan pikiran, ingatan dan perasaannya di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah (bahasa ibu)
3)   Umur 12-18 tahun, masa scola Latina (Sekolah Bahasa latin), masa mengembangkan potensinya terutama daya intelektualnya dengan bahasa asing.
4)   Umur 18-24 tahun, masa academia (Akademik), saat seseorang memasuki perguruan tinggi.

b.    Menurut Jean Jacques Rousseau
Dengan berpangkal pada prinsip: perkembangan, aktifitas murid, dan individualisasi, dalam konsep pendidikannya Rousseau membagi masa perkembangan sebagai beriut:
1)   Umur 0-2 tahun, disebut masa asuhan.
2)   Umur 2-12 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.
3)   Umur 12-15 tahun, masa perkembangan pikiran dan masa juga terbatas
4)   Umur 15-20 tahun, masa pembentukan watak dan pendidikan agama.

c.    Menurut Undang-undang pokok pendidikan
Jenjang pendidikan di Indonesia menurut UndangUndang Pokok Pendidikan No. 4 tahun 1950 pasal 6, adalah sebagai berikut:
1)   Pendidikan tingkat taman kanak-kanak
2)   Pendidikan tingkat sekolah dasar.
3)   Pendidikan tingkat sekolah menengah
4)   Pendidikan tingkat perguruan tinggi.
Dilihat dari usia seseorang, maka pembagian tersebut menimbulkan rumusan periodesasi perkembangan sebagai berikut:
1)   Umur 0 - 6 tahun, masa taman kanak-kanak
2)   Umur 6 - 12 tahun, masa sekolah dasar.
3)   Umur 12 - 18 tahun, masa sekolah menengah.
4)   Umur 18 - 24 tahun, masa perguruan tinggi.
Agaknya, untuk kalangan Indonesia, walaupun periodesasi semacam ini berorientasi kepada kepentingan didaktif atau pendidikan pada umumnya, tetapi bisa dipergunakan dalam studi ilmu jiwa perkembangan. Oleh karena, tidak ada kepentingan lain yang lebih utama, dari pada pemanfaatan ilmu jiwa perkembangan bagi keberhasilan usaha pendidikan. Di samping, pembagian semacam ini mudah ditangkap dan dipahami oleh masyarakat lugs, mengingat pangkal tolaknya cukup dimaklumi dalam kehidupan sehari-hari.[9]
3. Periodesasi Psikologis
Periodesasi psikologis, maksudnya adalah pembagian masa perkembangan atas dasar keadaan dan ciri-ciri khas kejiwaan anak pada periode tertentu.[10]
Pada pembagian ini para ahli membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut pandang psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut pandang biologis ataupun didaktis lagi. Sehingga mengembalikan permasalahan kejiwaan dalam kedudukannya yang murni. Pembagian semacam ini, antara lain ialah:
a.    Menurut Oswald Kroh
Kroh berpendapat bahwa pada dasarnya perkembangan jiwa anak berjalan secara evolutiv. Dan pada umumnya proses tersebut pada waktu-waktu tertentu mangalami kegoncangan (aktivitas revolusi), masa kegoncangan ini oleh Kroh disebut ‘Trotz Periode’,dan biasanya tiap anak akan mengalaminya sebanyak dua kali, yakni trotz I sekitar usia 3/4 tahun. Trotz II usia 12 tahun bagi putri dan usia 13 tahun bagi laki-laki.
Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut :
1.    Dari lahir hingga trotz periode I disebut sebagai masa anak awal (0-3)
2.    Dari Trotz periode I hinga Trotz periode II disebut masa keserasian bersekolah (3-12)
3.    Dari trotz periode II hingga akhir masa remaja disebut masa kematangan (12-21)

b.    Menurut J. Havighurst
Berpangkal dari analisis perubahan psikis seseorang, menurut Havighurst, periodesasi perkembangan dapat disusun sebagai berikut:
1)   Umur 0 - 6 tahun, adalah masa infancy and early childhood, masa bayi dan masa anak kecil.
2)   Umur 6 - 12 tahun, adalah masa middle childhood, masa kanak-kanak, atau masa sekolah.
3)   Umur 12 - 18 tahun, adalah masa adolescence, atau masa remaja.
4)   Umur 18 - 30 tahun, adalah masa early adulthood, yaitu masa dewasa awal.
5)   Umur 30 - 50 tahun, adalah masa middle age, atau masa setengah baya, masa dewasa lanjut.
6)   Umur 50 tahun kekerasan atas, adalah masa old age, yaitu masa lanjut usia, atau masa tua.
c.    Menurut Kohnstamm
Dengan menitikberatkan terjadinya perubahan psikis pada seseorang, Khonstamm menyusun periodesasi perkembangan sebagai berikut:
1)   Umur 0 - 1 tahun, periode vital atau masa menyusu.
2)   Umr 1- 6 tahun, periode estetis atau masa mencoba dan masa bermain.
3)   Umur 6 - 12 tahun, periode intelektual atau masa sekolah.
4)   Umur 12 - 21 tahun, periode social atau masa pemuda dan masa adolescence.
5)   Umur 21 tahun kekerasan atas, periode dewasa atau masa kematangan fisik dan psikis seseorang.

PENUTUP
A.      Kesimpulan
Periodesasi perkembangan itu dapat disusun dalam rumusan yang bervariasi, masing-asing mempunyai dasar dan  maksud tersendiri. Seperti telah diuraikan di atas, paling tidak ada 3 macam landasan untuk menyusun periodesasi perkembangan, yaitu: dasar biologis, didaktis, dan  psikologis. Ketiganya sama-sama penting untuk diperhatikan.
Dengan memperhatikan periodesasi yang dikemukakan oleh para ahli di atas baik yang ditinjau dari segi biologis, didaktis, dan  psikologis, maka dapat dibuat urut-urutan periode tersebut, sebagai berikut :
1.    Masa Intra Uterin (masa dalam kandungan)
2.    Masa Bayi
3.    Masa Anak Kecil
4.    Masa Anak Sekolah
5.    Masa Remaja
6.    Masa Dewasa dan  Lanjut Usia
Masing-masing masa tersebut akan dikemukakan ciri-ciri atau perubahan-perubahan yang dialami baik secara fisik maupun psikisnya.


DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmad dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembengan, 2009, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, 2009, Malang: Setara Press.
Hamdanah, Psikologi Perkembangan, 2009, Malang: Setara Press.
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, 2004, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Abu Ahmadi, Psikologi Perkemabangan, 1991, Jakarta: PT. Rineka Cipta.


[1] Abu Ahmad dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembengan, 2009, Jakarta: PT. Rineka Cipta, hal.36
[2] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, 2009, Malang: Setara Press, hal.4
[3] Op. Cit,  Abu Ahmad dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembengan, hal. 65-66
[4] Ibid, hal.36
[5] Ibid, hal.66-67
[6] Hamdanah, Psikologi Perkembangan, 2009, Malang: Setara Press, hal. 67-68
[7] Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, hal. 185.
8 Abu Ahmadi, Psikologi Perkemabangan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991.hal. 38
[9] Op. Cit. Hamdanah. Psikologi Perkembangan. hal. 70
10 Ibid. hal. 72

Post a Comment for "TEORI-TEORI PERIODESASI PERKEMBANGAN ANAK"