Manfaat Bersiwak dan Cara Menggunakannya Disertai Hadistnya
Bersiwak berarti menggosok gigi dengan menggunakan benda yang kesan dan harum. Baginda Rasulullah SAW sangat gemar bersiwak baik pada saat berpuasa atau tidak, ketika berwudhu atau ketika hendak shalat. Tak lupa juga beliau melakukannya kala hendak masuk rumah menjumpai istrinya.
Bersiwak memiliki banyak keutamaan / manfaat diantaranya mengharumkan mulut, menguatkan gusi, menghilangkan penyakit, dan menambah rajin membaca.
10 Manfaat Bersiwak
-
dapat membersihkan mulut. Bersiwak, yang saat ini lebih masyhur disebut
dengan sikat gigi jelas dapat membersihkan mulut. Tak hanya
membersihkan mulut, menyikat gigi secara rutin dan benar juga
mempengaruhi kesehatan gigi dan gusi.
- dapat menguatkan gusi. Rutinitas menggosok gigi, jika dilakukan secara
benar tentu dapat bermanfaat bagi kesehatan dan kekuatan gusi. Dalam
ilmu kesehatan gigi, makanan yang kita konsumsi, setidaknya terdapat zat
asam. Zat asam tersebut dapat mengikis email pada gigi. Dapat
terbayangkan jika kita jarang menyikat gigi. Jangka panjangnya, email
pada gigi tersebut dapat membentuk lubang-lubang mikro.
-
dapat menghilangkan lendir (pada tenggorokan). Tenggorokan kita tidak
24 jam dalam keadaan bersih. Adakalanya lendir-lendir timbul dan membuat
kesehatan mulut dan tenggorokan terganggu. Lendir itu pun akan timbul
jika intensitas menyikat gigi kita sangat jarang. Oleh karenanya mengapa
disunnahkan menyikat gigi sebelum shalat, fungsi utamanya ialah
kesehatan dan kesegaran saluran pencernaan tetap terjaga.
-
dapat menyegarkan napas. Selain bermanfaat untuk kesehatan gigi dan
gusi, menyikat gigi juga dapat menyegarkan napas. Pada zaman Nabi SAW,
siwak yang dipilih pun tentunya berkualitas. Meski tidak terdapat
fluoride, kayu siwak yang Nabi gunakan sebelum beliau melaksanakan
shalat mampu membersihkan gigi, gusi dan memberikan kesegaran pada
napas.
- dapat membersihkan mulut dari cairan yang tidak
berguna. Dalam mulut dan gigi kita tentu terdapat bakteri dan kuman jika
jarang dibersihkan. Cairan yang tidak berguna, saat bercampur dengan
lendir ditambah frekuensi menyikat gigi yang jarang, akan menyebabkan
karies tumbuh di sela-sela gigi.
- dapat menguatkan
pandangan mata. Jika kita menelaah kembali etika atau adab menuntut ilmu
dalam kitab Ta’lim Muta’lim, kitab yang telah dipakai sebagai pegangan
dalam menuntut ilmu menyebutkan bahwa bersiwak (menyikat gigi) secara
rutin dan benar dapat menguatkan pandangan mata. Mengapa? Jika kesehatan
mulut terjaga, penglihatan pun dapat bekerja secara maksimal.
Ringkasnya, kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi fungsi panca indera,
termasuk mata.
- dapat menghilangkan bau busuk di
mulut. Menyikat gigi secara teratur dan benar tentu selain gigi, gusi
dan pernapasan sehat, bau tak sedap di mulut pun akan berkurang.
Sehingga, dalam kondisi berpuasa, tak perlu lagi merasa mulut kita
mengeluarkan bau tak sedap. Puasa, jika diimbangi dengan keteraturan
kita membersihkan gigi, tentu akan menghasilkan puasa yang maksimal.
- membuat Allah ridho. Tak diragukan lagi, sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang yang membersihkan diri.
Berwudhu, mandi, bahkan menyikat gigi ialah kegiatan yang ditujukan demi
bersih dan sucinya anggota tubuh. Tiada hal yang dapat menghalangi
ridho Allah untuk seorang hamba yang berniat membersihkan diri dalam
rangka beribadah dan dekat kepada-Nya.
- membuat setan
marah. Mengapa setan bisa marah jika kita menggosok gigi? Sebab setan
tidak suka terhadap hal-hal yang bersih. Jika kita bersiwak, itu berarti
kita membersihkan diri dan menghindari diri dari kekotoran. Karena
setan lebih menyukai hal-hal yang kotor, ia murka terhadap hamba-hamba
Allah yang senantiasa menerapkan hidup bersih dan sehat.
-
dicintai Allah dan malaikat pencatat amal. Segala sesuatu yang
diniatkan dari hati, pasti akan dicatat oleh Allah dan malaikat pencatat
amal baik. Karena Allah amat mencintai kebersihan dan keindahan, tentu
Allah juga mencintai hamba-hambaNya yang beristiqomah untuk menerapkan
gaya hidup bersih dan sehat. Dengan menyikat gigi secara teratur demi
terciptanya kesehatan jasmani, insya Allah perbuatan tersebut dinilai
Allah sebagai ibadah.
Hadits pendukung Dalam Bersiwak
Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya :
عن عائشة رضى الله ان النبي صلى الله عليه وسلم قال : السواك مطهرللفم مرضاة للرب {رواه البيهقي والنسائى}
Artinya : Dari Aisyah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersasbda “ bersiwak itu dapat membersihkan mulut dan menghasilkan keridhaan Allah “. – HR Baihaqi dan Nasa’i
عن ابى هريرة رضى الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم انه قال : لولا ان اشق على امتي لأمرتهم بالسواك مع كل وضوء {احرجه مالك واحمدوالنسائى}
Artinya : Dari Abu Hurairah RA bahwasanya rasulullah SAW bersabda : Sekiranya tidak akan memberi kesukaran dan kesulitan pada ummatku, tentu akan kuperintahkan mereka bersiwak pada setiap wudhu. – HR Malik, Ahmad, dan Nasa’i.
Hadits diatas memberi penjelasan bahwa bersiwak masnunah (disunatkan) dalam segala hal kecuali pada saat berpuasa, karena bau mulut orang yang berpuasa dikatakan Rasulullah SAW lebih harum dibandingkan dengan minyak kasturi, Sesuai dengan Sabdanya :
عن ابى هريرة رضى الله عن النبى صلى الله عليه وسلم لخلوف فم الصائم اطيب عند الله من ريح المسك {رواه البخارى ومسلم}
Artinya :Dari Abu Hurairah RA, Dari Nabi SAW : bahwasanya bau mulut orang yang sedang berpuasa itu pada sisi Allah lebih harum dibandingkan dengan minyak kasturi – HR Bukhari dan Muslim
ركعتان بالسواك افضل من سبعين ركعة بلا سواك {رواه ابو نعيم}
Artinya : Dua rakaat shalat yang dikerjekan dengan bersiwak, lebih utama dari tujuh puluh rakaat yang dikerjakan tanpa bersiwak. – HR Abu Naim
waktu-waktu yang disunahkan untuk bersiwak
1. Setiap akan melakukan wudhu dan shalat
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوْءٍ
“Seandai tidak memberatkan umatku niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak tiap kali berwudhu.”
2. Ketika masuk rumah
Syuraih bin Hani` pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ؟ قَالَتْ: بِالسِّوَاكِ
“Apa yang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan apabila beliau masuk rumah?” Aisyah menjawab: ‘Beliau mulai dengan bersiwak’.”
3. Ketika hendak membaca Al-Qur`an
Dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
السِّوَاكُ مَطَهَّرَةٌ لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِ
“Siwak itu membersihkan mulut diridhai oleh Allah SWT.”
4. Saat bangun tidur di waktu malam/akan bertahajud
Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bangun di waktu malam beliau menggosok mulut dgn siwak.”
5. Saat bau mulut berubah
Perubahan bau mulut bisa terjadi karena beberapa hal. Di antaranya: karena tidak makan dan minum karena memakan makanan yang memiliki aroma menusuk/tidak sedap diam yang lama/tak membuka mulut untuk berbicara banyak berbicara dan bisa juga karena lapar yang sangat demikian pula bangun dari tidur.
Cara menggunakan Siwak / Miswak
Adapun cara untuk menggunakan siwak/miswak itu sendiri adalah sebagai berikut;
1. Batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat diambil dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi apabila digunakan.
2. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja.
3. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti berus
4. Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumur-kumur.
5. Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah.
6.Kalau siwak sudah mekar, dipotong, sisanya dipakai lagi
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوْءٍ
“Seandai tidak memberatkan umatku niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak tiap kali berwudhu.”
2. Ketika masuk rumah
Syuraih bin Hani` pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ؟ قَالَتْ: بِالسِّوَاكِ
“Apa yang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan apabila beliau masuk rumah?” Aisyah menjawab: ‘Beliau mulai dengan bersiwak’.”
3. Ketika hendak membaca Al-Qur`an
Dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
السِّوَاكُ مَطَهَّرَةٌ لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِ
“Siwak itu membersihkan mulut diridhai oleh Allah SWT.”
4. Saat bangun tidur di waktu malam/akan bertahajud
Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bangun di waktu malam beliau menggosok mulut dgn siwak.”
5. Saat bau mulut berubah
Perubahan bau mulut bisa terjadi karena beberapa hal. Di antaranya: karena tidak makan dan minum karena memakan makanan yang memiliki aroma menusuk/tidak sedap diam yang lama/tak membuka mulut untuk berbicara banyak berbicara dan bisa juga karena lapar yang sangat demikian pula bangun dari tidur.
Cara menggunakan Siwak / Miswak
Adapun cara untuk menggunakan siwak/miswak itu sendiri adalah sebagai berikut;
1. Batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat diambil dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi apabila digunakan.
2. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja.
3. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti berus
4. Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumur-kumur.
5. Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah.
6.Kalau siwak sudah mekar, dipotong, sisanya dipakai lagi
Post a Comment for "Manfaat Bersiwak dan Cara Menggunakannya Disertai Hadistnya"